Ah, abang yang seperti apakah itu. Yang rela memahami seorang adiknya. Hebat, kataku. Benar-benar mengharukan. Begini, dia sudah bekerja kantoran. Dan sebenarnya, sudah fix dengan kerjanya, tapi masih bermain musik dan menjadi produser, karena melihat adiknya sungguh berbakat di bidang musik tapi tidak ada teman. Sehingga ia rela menjadi teman buat adiknya dalam bermusik. Ah, simple tapi mengharukan menurutku.

Berpikir, aku tengah berpikir dan ingin menorehkan hasil pikiranku dalam sebuah tulisan. Cinta, rindu, syurga, Islam, ah semua kata-kata melintas di dalam pikiranku. Cahaya, cahaya. Aku bingung dan masih belum fokus apa yang ingin kutuliskan. Cinta, semua manusia perlu cinta. Ah mungkin itulah yang sedang membara-baranya didalam hati. Benar, membara, yang ianya siap mengorbankan apapun. Bergemuruh di dalam hatiku, menggoyangkan kekuatan akalku, meluluh lantahkan rasa keegoanku. Aku hanyut dilamun cinta. Cinta, cinta .. aku belum mendapatkannya. Aku masih ragu. Aku ingin merengkuhnya, mengeruknya, meminumnya dan menikmatinya. Sepuas hatiku. Aku belum puas, aku belum puas. Masih ada jarak, masih jauh, masih ada dinding, masih ada rasa malu, masih ada segan. Ah cinta, cinta, sebenarnya apa yang kurasakan ?

Aku bak seorang anak kecil yang ingin mencari tempat bermanja-manja sebanyak mungkin. Aku tengah mencari perhatian. Aku tengah mencari eksitensi kerpibadianku. Ah, mungkin. Aku tak ingin dewasa. Tapi dewasa adalah sebuah pilihan yang harus dipilih. Aku haus, aku lapar akan cinta, perhatian, kasih sayang, pelukan, kehangatan. Allah, mana cintaku padaMu ? Aku belum menumbuhkannya ..

Allah, seakan aku mengenang kembali detik-detik dimana aku mencintaiMu. Dalam sebuah kepenatan luar biasa, kuucap namaMu penuh cinta. Dalam sebuah kesepian dan kesendirian kubersujud padaMu penuh rasa cinta. Dalam sebuah ketakutan dan antara takut dan berani ku tapakkan kakiku jua ke sujudku dengan rasa Cinta. Dalam kegembiraan dan keharuanku pada sebuah nikmatMu, aku ucapkan syukur dengan rasa cinta. Ikhlas.

Tapi, itu tidak lama, itu tidak lama, dibandingkan masa hidupku, dibanding banyaknya nikmatmu. Itu hanya setitik buih di lautan yang luas. Allah, Allah, rasakan hadirMu bagiku. Amiin.

0 comments: